Untuk saat ini hampir sulit kita menemukan jalanan di daerah kita dengan kondisi baik terkecuali jalan tol. Hampir kebanyakan ruas jalan negara maupun jalanan provinsi dalam keadaan rusak bagai coretan 3D hal ini sangat mengganggu bagi pengendara jalan khususnya pengendara roda dua dan malam hari.
Sebagai pengguna jalan kita seakan selalu mengeluh dan berkata sesukanya, bahkan tidak jarang para warga menanam pohon atau mancing sebagai sindiran kepada pemerintah setempat dan memberi peringatan kepada penggunan jalan lain. Bahkan sering terdengar pembahasan yang menyudutkan satu pihak semisal "jalan baru diaspal kenapa sudah rusak? bagaimana ini kontraktornya kerja, apa tidak diawasi atau dengan bahasa lain "jangan-jangan ada permainan diproyek ini".
Sebelum kita menghakimi orang lain ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara pengerjaan pengaspalan dan apa saja yang dapat mengakibatkan aspal cepat rusak dan terkelupas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan mengakibatkan aspal cepat rusak diantaranya adalah :
1. Ketebalan Lapisan Aspal
Di Indonesia biasanya pengerjaan aspal beton dengan tiga cara :
- Lapisan Pondasi Bawah (Asphalt Concrete Base atau AC-Base) merupakan lapisan pertama diatas permukan tanah yang memiliki ketebalan minimum lapisan adalah 6 cm.
- Lapisan Pondasi Atas (Asphalt Concrete Binder Course atau AC-BC) lapisan ini sering disebut dengan laspisan beton permukaan antara dikarenakn berada ditengah kedua lapisan yang memiliki ketebalan minimum 5 cm.
- Lapisan Paling Atas atau Lapisan Pondasi Permukaan (Asphalt Concrete Wearing Course atau AC-WC) memiliki nama lain yaitu lapisan beton aus dikarenakan bagian ini langsung berhadapan dengan tekanan ban kendaraan dijalanan dengan ketebalan minimum 4 cm.
2. Jenis Bahan dan Material Aspal
Bahan-bahan yang sering digunakan untuk lapisan pondasi bawah aspal adalah tanah liat koloidal atau colloid, tanah biasa atau clay, tanah lumpur/silt pasir halus atau fine sand pasir kasar atau coarse sand dan juga kerikil atau gravel. Kebanyakan dari bahan di atas hampir semuanya baik untuk pekerjaan lapisan aspal akan tetapi yang paling baik digunakan adalah jenis pasir halus, pasir kasar maupun kerikil dikarenakan memiliki sifat tidak menyerap air lebih kuat merekat dengan lapisan diatasnya dan bisa memperkokoh lapisan aspal.
3. Beban Pada Aspal
Secara logika sederhana jalanan yang semakin sering dilalui atau dilintasi maka akan semakin besar menerima beban yang otomatis mempengaruhi kekuatan lapisan aspal. Untuk mengurangi aspal yang menerima beban berlebih, baiknya dipasang rambu atau petunjuk yang menunjukkan batas dari beban yang boleh dilewati oleh kendaraan pada jalanan tersebut.
4. Kemiringan Jalan
Khusus bagi anak sipil maupun arsitek yang pernah mempelajari dikampus atau menjumpainya langsung dilapangan kita sudah tahu bahwasanya kemiringan jalan itu perlu, tapi apakah para penggunan jalan lain tahu? Terkadang kami sering mendengar "kenapa jalannya tidak datar? Apa harus miring begini? banyak lainnya.
Tahukan kamu apa fungsi dari kemiringan jalanan tersebut? fungsinya yaitu apabila terjadinya hujan air tidak akan mengenang di badan jalan dan otomatis dengan kemiringan tersebut air akan mengalir ke bahu jalan dengan sendirinya. Hal ini sangat baik bagi aspal dikarenakan apabila ada genangan air dibadan jalan akan membuat aspal berlubang yang disebabkan terkikis dengan ban kendaraan.
5. Sistem Drainase
Dengan sudah terjamin bahan dan proses pengerjaan pengaspalan tentunya kita harus memiliki desain dan sistem drainase yang baik pula. Karena tanpa adanya drainase yang baik tentunya genangan air hujan akan membasahi badan jalan dan ini akan mempengaruhi kualitas dari pada aspal tersebut. Terutama bagi kita sendiri sering melihat dimana ada warung setiap siang hari selalu menyirami jalan, tentunya baik bagi warung tersebut uap udara jadi dingin. Tapi resiko besarnya adalah jalanan akan cepat rusak, maka sebab itu perlu kita benahi perlahan cara kita memakai dan menjaga kekuatan aspal tersebut.
